Oleh Achmanto Mendatu
Mengapa remaja cenderung terlambat tidur dan terlambat bangun?
Koko, seorang pelajar SMU di Yogyakarta memiliki kebiasaan tidur yang tidak biasa. Mulai tidur sekitar jam 3 pagi dan bangun sekitar jam 6.30 pagi, itupun jika ibunya membangunkan karena Koko harus sekolah jam 7. Jika tidak dibangunkan, ia akan bangun sampai sekitar jam 9-an. Begitu pula dengan Dono, seorang mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta. Ia tidur sekitar jam 3 pagi dan bangun paling cepat sekitar jam 10-an pagi. Mereka menghabiskan malam sebelum tidur dengan bermain game, menonton televisi dan film atau sekedar nongkrong-nongkrong saja.
Apa yang dilakukan Koko dan Dono umumnya dilakukan juga remaja lainnya. Mereka tidur terlambat dan bangun terlambat pula. Malam sebelum tidur dihabiskan dengan bermain game, menjelajah dunia internet, nongkrong-nongkrong di berbagai tempat tongkrongan, minum-minuman keras dengan teman-teman, atau sekadar kumpul-kumpul dengan kawan-kawan. Pendek kata banyak kegiatan dilakukan sebelum tidur.
Sebagian pihak menyebut bahwa banyaknya kegiatan pada malam hari menjadi penyebab terlambat tidur pada remaja. Akan tetapi penelitian menunjukkan sebaliknya. Mereka diperkirakan memiliki kecenderungan alamiah untuk tidur terlambat dan bangun terlambat. Mereka juga memiliki waktu tidur yang cenderung lebih panjang, menjadi minimal sekitar 9 jam sehari. Namun demikian, dimungkinkan keterlambatan itu juga dikarenakan para remaja mengalami gangguan tidur. Perkembangan teknologi dan kondisi sosial juga secara nyata ikut berperan terhadap perubahan siklus itu. Misalnya siaran TV, pemutar film dan musik, dan produk-produk teknologi lain bisa diakses sepanjang 24 jam. Akibatnya para remaja memiliki banyak alternatif pilihan kegiatan pada malam hari.
Menghabiskan malam di kafe atau diskotik sudah merupakan gaya hidup oleh banyak anak muda. Mereka menghabiskan banyak waktu di tempat-tempat seperti itu. Akibatnya tempat-tempat hiburan semacam itu yang hanya beroperasi pada malam hari sering dituduh sebagai penyebab banyak anak muda terlambat tidur. Namun pendapat lain menyebutkan bahwa kemunculan tempat-tempat hiburan malam hanyalah memanfaatkan peluang dari berubahnya pola tidur anak-anak muda. Jadi, karena anak-anak muda tidur terlambat, maka tempat hiburan malam didirikan, bukan sebaliknya.
Mengapa remaja cenderung terlambat tidur dan terlambat bangun?
Koko, seorang pelajar SMU di Yogyakarta memiliki kebiasaan tidur yang tidak biasa. Mulai tidur sekitar jam 3 pagi dan bangun sekitar jam 6.30 pagi, itupun jika ibunya membangunkan karena Koko harus sekolah jam 7. Jika tidak dibangunkan, ia akan bangun sampai sekitar jam 9-an. Begitu pula dengan Dono, seorang mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta. Ia tidur sekitar jam 3 pagi dan bangun paling cepat sekitar jam 10-an pagi. Mereka menghabiskan malam sebelum tidur dengan bermain game, menonton televisi dan film atau sekedar nongkrong-nongkrong saja.
Apa yang dilakukan Koko dan Dono umumnya dilakukan juga remaja lainnya. Mereka tidur terlambat dan bangun terlambat pula. Malam sebelum tidur dihabiskan dengan bermain game, menjelajah dunia internet, nongkrong-nongkrong di berbagai tempat tongkrongan, minum-minuman keras dengan teman-teman, atau sekadar kumpul-kumpul dengan kawan-kawan. Pendek kata banyak kegiatan dilakukan sebelum tidur.
Sebagian pihak menyebut bahwa banyaknya kegiatan pada malam hari menjadi penyebab terlambat tidur pada remaja. Akan tetapi penelitian menunjukkan sebaliknya. Mereka diperkirakan memiliki kecenderungan alamiah untuk tidur terlambat dan bangun terlambat. Mereka juga memiliki waktu tidur yang cenderung lebih panjang, menjadi minimal sekitar 9 jam sehari. Namun demikian, dimungkinkan keterlambatan itu juga dikarenakan para remaja mengalami gangguan tidur. Perkembangan teknologi dan kondisi sosial juga secara nyata ikut berperan terhadap perubahan siklus itu. Misalnya siaran TV, pemutar film dan musik, dan produk-produk teknologi lain bisa diakses sepanjang 24 jam. Akibatnya para remaja memiliki banyak alternatif pilihan kegiatan pada malam hari.
Menghabiskan malam di kafe atau diskotik sudah merupakan gaya hidup oleh banyak anak muda. Mereka menghabiskan banyak waktu di tempat-tempat seperti itu. Akibatnya tempat-tempat hiburan semacam itu yang hanya beroperasi pada malam hari sering dituduh sebagai penyebab banyak anak muda terlambat tidur. Namun pendapat lain menyebutkan bahwa kemunculan tempat-tempat hiburan malam hanyalah memanfaatkan peluang dari berubahnya pola tidur anak-anak muda. Jadi, karena anak-anak muda tidur terlambat, maka tempat hiburan malam didirikan, bukan sebaliknya.