Prekognisi adalah persepsi akan kejadian pada masa yang akan datang. Seseorang bisa tahu apa yang bakal terjadi pada masa depan. Seolah-olah sudah ada gambaran bahwa masa depan akan terjadi persis seperti yang dipikirkan, padahal tidak ada data tersedia untuk bisa meramalkan.
Termasuk dalam prekognisi adalah prekognisi telepati, yakni kemampuan seseorang untuk mengetahui keadaan mental seseorang dimasa yang akan datang. Misalnya prekognisi bahwa seseorang akan mengalami ketakutan, atau akan mengalami kebahagiaan.
Selain prekognisi ada juga retrokognisi, yaitu persepsi akan kejadian dimasa lalu atau bisa mengetahui sebuah peristiwa yang telah terjadi pada masa lalu. Pada beberapa peristiwa pembunuhan, ada saja polisi yang memanfaatkan jasa seseorang berkemampuan psi untuk melihat kembali runtut kejadiannya. Mereka dibawa ke lokasi kejadian, dan diminta untuk menceritakan apa yang telah terjadi dimasa lalu.
Salah satu bentuk prekognisi adalah premonition, yakni perasaan atau kesan bahwa sesuatu akan terjadi. Biasanya kejadian yang dirasakan akan terjadi berupa kejadian yang mengerikan atau tidak menyenangkan. Banyak orang melaporkan sering mengalami hal tersebut.
Saya mengenal seseorang yang kata-katanya sering terbukti benar, sebut saja namanya Mimi (bukan nama sebenarnya). Dalam seminggu ia melihat beberapa kecelakaan di jalan raya. Lantas ia merasa akan ada yang kecelakaan, entah dirinya sendiri atau orang dekatnya. Pada pagi hari dia berkata seperti itu, malamnya ia tabrakan sepeda motor. Lain waktu, ia melihat beberapa acara lelayu (mengunjungi orang meninggal). Ia lantas merasa bakal ada orang dekatnya yang meninggal. Betul saja, keesokan hari setelah ia berkata seperti itu, ia mendapat kabar kalau teman dekatnya waktu SMP meninggal dunia karena tabrakan.
Secara umum, masyarakat menganggap prekognisi idem dito dengan peramalan. Anda mungkin sudah mengenal Nostradamus, seorang peramal dari masa lalu yang meramalkan kelahiran Bung karno, meramalkan tenggelamnya kapal Titanic, sampai meramalkan terjadinya perang dunia. Dalam bait-bait tulisan, ramalannya diabadikan dan memperoleh pembenaran sejarah. Orang menganggap bahwa Nostradamus memiliki kemampuan prekognisi yang hebat. Mungkin hal itu benar, terbukti dari beberapa ramalannya yang tepat.
Dalam kehidupan sehari-hari, Anda juga dikepung oleh beragam orang yang mengaku diri bisa meramalkan masa depan. Misalnya, dalam koran Posmo, dituliskan bahwa Mama Lauren (salah seorang praktisi paranormal) meramalkan bahwa Surabaya akan tenggelam pada tahun 2010, entah karena air atau lumpur. Anda sendiri, seperti banyak orang yang lain, mungkin sangat tertarik untuk diramal nasibnya. Banyak orang bersusah payah pergi ke orang yang dianggap bisa meramal hanya untuk mengetahui gambaran nasib di masa mendatang. Buktinya banyak orang tertarik dengan ramalan bintang. Sebagian besar media cetak saat ini selalu mencantumkan rubrik ramalan bintang. Tidak mengherankan jika ramalan nasib menjadi bisnis yang sangat menguntungkan.
Banyak ramalan yang diungkapkan merupakan kemungkinan kejadian dari potensi yang ada. Mereka biasanya meramalkan berdasarkan kondisi-kondisi nyata yang ada saat ini. Misalnya meramal air atau lumpur lapindo akan menenggelamkan Surabaya pada tahun 2010. Mereka mungkin telah memperhitungkan laju kecepatan lumpur saat ini, menghitung kenaikan air laut, mengetahui kemungkinan perubahan cuaca pada tahun 2010 yang memungkinkan terjadinya banjir pada tahun itu, dan lainya. Jadi, ramalan itu sangat boleh jadi bukanlah kemampuan prekognisi alias bukan kemampuan psi.
Jika ramalan itu tidak terbukti, akan ada saja alasan untuk mengelak. Kadang sangat dipaksakan ramalan itu dicocok-cocokkan dengan yang terjadi. Jika tidak terjadi terendam air atau lumpur pada tahun 2010, mungkin akan dikatakan karena lumpur lapindo telah dikendalikan (ramalan itu hanya terjadi jika lumpur lapindo dibiarkan), atau mungkin dikatakan bahwa tenggelam karena air atau lumpur bisa juga berarti didera masalah karena persoalan air atau persoalan lumpur. Jadi, ramalan semacam itu sangat cair sehingga sangat sulit dipercaya. Ramalannya cenderung dicocok-cocokan dengan fakta, ketimbang tepat sesuai fakta. Ironisnya, ramalan semacam itu sangat dipercaya masyarakat.
Hal yang sama digunakan untuk meramal nasib seseorang. Misalnya meramalkan Anda akan berhasil menjadi orang kaya kelak. Hal tersebut gampang saja ditebak. Jika Anda memiliki semangat untuk berubah, optimis dan sehat. Itu sudah cukup untuk meramalkan bahwa Anda akan kaya, meskipun saat ini Anda tidak kaya. Tapi jelas bahwa Anda memiliki potensi untuk menjadi orang kaya. Lagipula, efek ramalan itu bisa memicu Anda untuk berusaha lebih keras, karena Anda menjadi yakin bahwa Anda bisa menjadi orang kaya. Tentunya Anda akan berusaha lebih keras dan lebih giat. Jadi, sekali lagi itu bukanlah prekognisi. Hal semacam itu hanyalah ramalan biasa yang bisa dilakukan semua orang. Tapi tentu saja kaum paranormal mampu mengemasnya lebih baik sehingga lebih meyakinkan.
Anda sendiri mungkin pernah mengalami prekognisi. Anda membayangkan sesuatu terjadi dan sesuatu itu betul-betul terjadi. Tapi jangan kacaukan dengan deja vu. Kebanyakan keyakinan orang bahwa dirinya telah meramalkan sesuatu terjadi ternyata hanyalah deja vu, yakni ilusi atau perasaan bahwa sebelumnya telah mengalami peristiwa yang baru saja dialami. Misalnya Anda sedang berada disebuah acara pesta, tiba-tiba Anda merasa bahwa hal itu pernah Anda bayangkan sebelumnya. Atau ketika melihat sebuah gedung, tiba-tiba Anda merasa pernah membayangkan melihat gedung itu sebelumnya. Namun tentu saja, Anda belum pernah membayangkan sebelumnya. Fenomena itu hanyalah ilusi. Deja vu sering disebut juga sebagai keliru ingatan.
Saya memiliki kisah menarik, yang mungkin berkait dengan prekognisi, namun mungkin juga tidak. Saat itu saya masih kuliah di Unej (Universitas Jember) di Jember, Jawa Timur. Saya kemudian berkeinginan untuk masuk kuliah ke UGM Jogja. Menjelang UMPTN, saya seperti bermimpi (bukan mimpi karena belum tidur) berjalan-jalan di sebuah jalan taman beraspal yang ada lampu berwarna kuning kemerahan temaram, disana ada juga pohon palem dan didekatnya ada tiang bendera. Agak jauh disebelah kanan ada gedung besar dengan tiang-tiang seperti bergaya romawi. Dekat disebelah kiri ada hutan dengan tumbuhan besar-besar. Dibelakang saya ada suara mobil yang melintas jalan.
Kemudian saya menuliskan hal yang saya alami tersebut ke dalam buku catatan harian. Beberapa bulan kemudian, saya sudah pindah ke Jogja karena diterima kuliah di Jogja. Nah, pada suatu malam, sehabis dari warnet M-Web di lantai dasar perpustakaan UPT 1, UGM, saya berjalan pulang menuju kos di Tawangsari, di Utara Selokan Mataram. Entah kenapa dari trotoar jalan kaliurang, saya berbelok ke taman gedung pusat UGM bagian utara yang berbatasan dengan hutan. Saya berjalan disana. Sesaat saya merasa telah mengalami deja vu. Saya merasa pernah mengalami suasana persis semacam itu.
Kemudian saya teringat, kalau saya telah pernah menuliskan hal tersebut dalam buku catatan harian. Jadi, mungkin bukan deja vu. Sesampai di kos, saya membongkar catatan lama saya dan menemukan tulisan itu masih ada. Suasananya nyaris persis seperti yang pernah saya gambarkan dulu.
Secara gampang, saya akan menyimpulkan bahwa peristiwa itu adalah prekognisi. Namun saya harus lebih berhati-hati menyimpulkan. Saat saya berkeinginan masuk ke UGM, otomatis hal-hal yang berbau UGM akan lebih menarik perhatian saya. Mungkin saja saat itu penggambaran tentang kantor pusat universitas dengan hutan serta suasananya dimalam hari pernah saya lihat, entah di televisi atau media massa lainnya. Berdasarkan informasi yang saya terima itu, dikombinasikan dengan keinginan untuk kuliah disana menciptakan perpaduan yang melahirkan rangkaian peristiwa yang diharapkan terjadi di masa depan. Jadi, boleh jadi kejadian itu bukanlah fenomena psi. Meksipun tidak tertutup kemungkinan bahwa itu benar-benar merupakan fenomena psi.
Termasuk dalam prekognisi adalah prekognisi telepati, yakni kemampuan seseorang untuk mengetahui keadaan mental seseorang dimasa yang akan datang. Misalnya prekognisi bahwa seseorang akan mengalami ketakutan, atau akan mengalami kebahagiaan.
Selain prekognisi ada juga retrokognisi, yaitu persepsi akan kejadian dimasa lalu atau bisa mengetahui sebuah peristiwa yang telah terjadi pada masa lalu. Pada beberapa peristiwa pembunuhan, ada saja polisi yang memanfaatkan jasa seseorang berkemampuan psi untuk melihat kembali runtut kejadiannya. Mereka dibawa ke lokasi kejadian, dan diminta untuk menceritakan apa yang telah terjadi dimasa lalu.
Salah satu bentuk prekognisi adalah premonition, yakni perasaan atau kesan bahwa sesuatu akan terjadi. Biasanya kejadian yang dirasakan akan terjadi berupa kejadian yang mengerikan atau tidak menyenangkan. Banyak orang melaporkan sering mengalami hal tersebut.
Saya mengenal seseorang yang kata-katanya sering terbukti benar, sebut saja namanya Mimi (bukan nama sebenarnya). Dalam seminggu ia melihat beberapa kecelakaan di jalan raya. Lantas ia merasa akan ada yang kecelakaan, entah dirinya sendiri atau orang dekatnya. Pada pagi hari dia berkata seperti itu, malamnya ia tabrakan sepeda motor. Lain waktu, ia melihat beberapa acara lelayu (mengunjungi orang meninggal). Ia lantas merasa bakal ada orang dekatnya yang meninggal. Betul saja, keesokan hari setelah ia berkata seperti itu, ia mendapat kabar kalau teman dekatnya waktu SMP meninggal dunia karena tabrakan.
Secara umum, masyarakat menganggap prekognisi idem dito dengan peramalan. Anda mungkin sudah mengenal Nostradamus, seorang peramal dari masa lalu yang meramalkan kelahiran Bung karno, meramalkan tenggelamnya kapal Titanic, sampai meramalkan terjadinya perang dunia. Dalam bait-bait tulisan, ramalannya diabadikan dan memperoleh pembenaran sejarah. Orang menganggap bahwa Nostradamus memiliki kemampuan prekognisi yang hebat. Mungkin hal itu benar, terbukti dari beberapa ramalannya yang tepat.
Dalam kehidupan sehari-hari, Anda juga dikepung oleh beragam orang yang mengaku diri bisa meramalkan masa depan. Misalnya, dalam koran Posmo, dituliskan bahwa Mama Lauren (salah seorang praktisi paranormal) meramalkan bahwa Surabaya akan tenggelam pada tahun 2010, entah karena air atau lumpur. Anda sendiri, seperti banyak orang yang lain, mungkin sangat tertarik untuk diramal nasibnya. Banyak orang bersusah payah pergi ke orang yang dianggap bisa meramal hanya untuk mengetahui gambaran nasib di masa mendatang. Buktinya banyak orang tertarik dengan ramalan bintang. Sebagian besar media cetak saat ini selalu mencantumkan rubrik ramalan bintang. Tidak mengherankan jika ramalan nasib menjadi bisnis yang sangat menguntungkan.
Banyak ramalan yang diungkapkan merupakan kemungkinan kejadian dari potensi yang ada. Mereka biasanya meramalkan berdasarkan kondisi-kondisi nyata yang ada saat ini. Misalnya meramal air atau lumpur lapindo akan menenggelamkan Surabaya pada tahun 2010. Mereka mungkin telah memperhitungkan laju kecepatan lumpur saat ini, menghitung kenaikan air laut, mengetahui kemungkinan perubahan cuaca pada tahun 2010 yang memungkinkan terjadinya banjir pada tahun itu, dan lainya. Jadi, ramalan itu sangat boleh jadi bukanlah kemampuan prekognisi alias bukan kemampuan psi.
Jika ramalan itu tidak terbukti, akan ada saja alasan untuk mengelak. Kadang sangat dipaksakan ramalan itu dicocok-cocokkan dengan yang terjadi. Jika tidak terjadi terendam air atau lumpur pada tahun 2010, mungkin akan dikatakan karena lumpur lapindo telah dikendalikan (ramalan itu hanya terjadi jika lumpur lapindo dibiarkan), atau mungkin dikatakan bahwa tenggelam karena air atau lumpur bisa juga berarti didera masalah karena persoalan air atau persoalan lumpur. Jadi, ramalan semacam itu sangat cair sehingga sangat sulit dipercaya. Ramalannya cenderung dicocok-cocokan dengan fakta, ketimbang tepat sesuai fakta. Ironisnya, ramalan semacam itu sangat dipercaya masyarakat.
Hal yang sama digunakan untuk meramal nasib seseorang. Misalnya meramalkan Anda akan berhasil menjadi orang kaya kelak. Hal tersebut gampang saja ditebak. Jika Anda memiliki semangat untuk berubah, optimis dan sehat. Itu sudah cukup untuk meramalkan bahwa Anda akan kaya, meskipun saat ini Anda tidak kaya. Tapi jelas bahwa Anda memiliki potensi untuk menjadi orang kaya. Lagipula, efek ramalan itu bisa memicu Anda untuk berusaha lebih keras, karena Anda menjadi yakin bahwa Anda bisa menjadi orang kaya. Tentunya Anda akan berusaha lebih keras dan lebih giat. Jadi, sekali lagi itu bukanlah prekognisi. Hal semacam itu hanyalah ramalan biasa yang bisa dilakukan semua orang. Tapi tentu saja kaum paranormal mampu mengemasnya lebih baik sehingga lebih meyakinkan.
Anda sendiri mungkin pernah mengalami prekognisi. Anda membayangkan sesuatu terjadi dan sesuatu itu betul-betul terjadi. Tapi jangan kacaukan dengan deja vu. Kebanyakan keyakinan orang bahwa dirinya telah meramalkan sesuatu terjadi ternyata hanyalah deja vu, yakni ilusi atau perasaan bahwa sebelumnya telah mengalami peristiwa yang baru saja dialami. Misalnya Anda sedang berada disebuah acara pesta, tiba-tiba Anda merasa bahwa hal itu pernah Anda bayangkan sebelumnya. Atau ketika melihat sebuah gedung, tiba-tiba Anda merasa pernah membayangkan melihat gedung itu sebelumnya. Namun tentu saja, Anda belum pernah membayangkan sebelumnya. Fenomena itu hanyalah ilusi. Deja vu sering disebut juga sebagai keliru ingatan.
Saya memiliki kisah menarik, yang mungkin berkait dengan prekognisi, namun mungkin juga tidak. Saat itu saya masih kuliah di Unej (Universitas Jember) di Jember, Jawa Timur. Saya kemudian berkeinginan untuk masuk kuliah ke UGM Jogja. Menjelang UMPTN, saya seperti bermimpi (bukan mimpi karena belum tidur) berjalan-jalan di sebuah jalan taman beraspal yang ada lampu berwarna kuning kemerahan temaram, disana ada juga pohon palem dan didekatnya ada tiang bendera. Agak jauh disebelah kanan ada gedung besar dengan tiang-tiang seperti bergaya romawi. Dekat disebelah kiri ada hutan dengan tumbuhan besar-besar. Dibelakang saya ada suara mobil yang melintas jalan.
Kemudian saya menuliskan hal yang saya alami tersebut ke dalam buku catatan harian. Beberapa bulan kemudian, saya sudah pindah ke Jogja karena diterima kuliah di Jogja. Nah, pada suatu malam, sehabis dari warnet M-Web di lantai dasar perpustakaan UPT 1, UGM, saya berjalan pulang menuju kos di Tawangsari, di Utara Selokan Mataram. Entah kenapa dari trotoar jalan kaliurang, saya berbelok ke taman gedung pusat UGM bagian utara yang berbatasan dengan hutan. Saya berjalan disana. Sesaat saya merasa telah mengalami deja vu. Saya merasa pernah mengalami suasana persis semacam itu.
Kemudian saya teringat, kalau saya telah pernah menuliskan hal tersebut dalam buku catatan harian. Jadi, mungkin bukan deja vu. Sesampai di kos, saya membongkar catatan lama saya dan menemukan tulisan itu masih ada. Suasananya nyaris persis seperti yang pernah saya gambarkan dulu.
Secara gampang, saya akan menyimpulkan bahwa peristiwa itu adalah prekognisi. Namun saya harus lebih berhati-hati menyimpulkan. Saat saya berkeinginan masuk ke UGM, otomatis hal-hal yang berbau UGM akan lebih menarik perhatian saya. Mungkin saja saat itu penggambaran tentang kantor pusat universitas dengan hutan serta suasananya dimalam hari pernah saya lihat, entah di televisi atau media massa lainnya. Berdasarkan informasi yang saya terima itu, dikombinasikan dengan keinginan untuk kuliah disana menciptakan perpaduan yang melahirkan rangkaian peristiwa yang diharapkan terjadi di masa depan. Jadi, boleh jadi kejadian itu bukanlah fenomena psi. Meksipun tidak tertutup kemungkinan bahwa itu benar-benar merupakan fenomena psi.