Bahasa yang berbeda memiliki jumlah kosakata emosi yang berbeda. Misalnya jumlah kata-kata emosi dalam bahasa inggris berbeda dengan jumlah kata-kata emosi dalam bahasa Indonesia, bahasa Jawa dan bahasa Minangkabau. Namun demikian bukan berarti bahwa kosakata emosi yang lebih banyak maka memiliki jumlah emosi yang lebih banyak. Boleh jadi, emosi yang dialami sama, namun dalam bahasa tertentu hanya digunakan satu kata untuk menyebutnya, sedangkan dalam bahasa lain diterangkan lebih terperinci sehingga dipecah ke dalam beberapa kata.
Sulit untuk mengetahui jumlah emosi berdasarkan kata-kata emosi karena jumlahnya bervariasi dari satu bahasa ke bahasa lain. Namun sebagian ahli menyebutkan bahwa emosi sebenarnya hanya terdiri dari sedikit emosi dasar saja. Selebihnya adalah perpaduan antara emosi-emosi dasar itu. Misalnya Paul Ekman, salah seorang peneliti emosi paling terkemuka, menunjukkan bahwa manusia memiliki 6 emosi dasar, yakni ‘fear’ (takut), ‘anger’ (marah), ‘sadness’ (sedih), ‘happines’ (bahagia), ‘disgust’ (jijik) dan ‘surprise’ (terkejut). Emosi dasar itu dipercaya dimiliki oleh semua manusia dari budaya manapun juga.
Selain membedakan emosi berdasarkan emosi dasar atau primer dan emosi turunan atau sekunder. Emosi juga bisa dibedakan satu sama lain dengan kategori tertentu. Istilahnya adalah peta emosi. Salah satu pengategorian emosi yang cukup bermanfaat adalah dengan membedakan emosi berdasarkan skenario kognitif yang dimiliki seseorang terhadap emosi yang dialami. Misalnya dibedakan berdasarkan kejadian-kejadian yang menyebabkan emosi, berdasarkan nilai positif dan negatif, berdasarkan kedekatan makna antara kata-kata emosi, dan lainnya.