Kekuasaan dalam Cinta

Oleh Achmanto Mendatu
-
Mungkin kita akan terlengak kaget bahwa didalam cinta ada kekuasaan yang bekerja. Tapi harus kita akui, kekuasaan nyata-nyata ada dalam semua hubungan, termasuk dalam cinta. Coba anda ingat-ingat siapa yang paling sering menentukan keputusan yang berkait dengan hubungan, kekasih anda atau anda? Coba anda ingat siapa yang lebih kerap menentukan tempat makan diluar? Siapa yang lebih sering menentukan tempat liburan? Siapa yang lebih sering memilih tempat-tempat untuk dikunjungi? Siapa yang lebih sering membuat rencana? Lalu akhirnya siapa yang mengendalikan hubungan cinta anda? Barangkali anda akan menemukan bahwa kalau tidak anda berarti kekasih anda yang lebih dominan dalam hubungan. Kenyataan itu menunjukkan adanya kekuasaan dalam cinta (power in love). Lalu mengapa hal itu terjadi?

Secara normatif~tradisional, masyarakat kita menekankan kekuasaan hubungan ada pada laki-laki. Sehingga umumnya hubungan lebih didominasi laki-laki. Sejarah panjang dominasi laki-laki juga telah menyebabkan perempuan menyerahkan kekuasaannya kepada laki-laki baik secara sadar ataupun tidak. Laki-laki diberi hak untuk mengatur dan mengelola hubungan. Laki-laki secara otomatis diserahi jabatan sebagai pemimpin rumah tangga hanya karena ia laki-laki. Dalam masyarakat tradisional begitu seseorang terlahir sebagai laki-laki maka ia langsung memiliki hak dikemudian hari untuk menjadi pemimpin bagi perempuan, minimal dalam rumah tangganya. Akan tetapi hal itu mungkin tidak akan bertahan lama lagi. Pada saat ini, secara normatif diyakini bahwa yang terbaik adalah pengaturan dan pengelolaan bersama, dimana kekuasaan dibagi sama rata.

Kekuasaan juga bersumber dari daya lain selain norma, yakni sumber pribadi dan tingkat ketergantungan terhadap hubungan. Sumber pribadi sebagai sumber kekuasaan misalnya penghasilan yang lebih besar, tingkat pendidikan dan pengetahuan yang lebih tinggi, popularitas yang lebih tinggi, daya tarik fisik yang lebih tinggi, melalui kekerasan dan ancaman, dan sebagainya. Mereka yang memiliki sumber pribadi lebih tinggi biasanya akan lebih dominan dalam hubungan.

Tingkat ketergantungan yang lebih tinggi terhadap hubungan menyebabkan kekuasaan dalam hubungan yang lebih rendah. Semakin tergantung seseorang didalam hubungan maka orang itu juga akan memiliki kekuasaan mengatur dan mengelola hubungan yang semakin rendah. Bila anda sangat tergantung pada kekasih anda, maka akan sangat mungkin anda mengiyakan semua yang dikatakan pasangan. Artinya kekuasaan anda dalam hubungan cukup rendah.