Mengenal emosi marah

Oleh Achmanto Mendatu

Emosi marah merupakan salah satu jenis emosi yang dianggap sebagai emosi dasar dan bersifat universal. Semua orang dari semua budaya memiliki emosi marah. Biasanya, marah dianggap sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari agresi, kekejaman dan kekerasan. Marah dianggap memicunya. Oleh karenanya pembahasan marah biasanya selalu dikaitkan dengan agresi dan kekerasan. Emosi marah dinilai negatif oleh masyarakat karena sifat destruktifnya. Orang yang marah bisa menjadi kejam dan tidak berperikemanusiaan. Marah pun sering bernilai negatif bagi individu. Orang tidak jarang hilang akal saat marah.

Ada banyak hal yang bisa memicu munculnya marah. Mulai dari merasa tertekan, terhina, terhambat, dibatasi, dicegah, frustrasi, diperlakukan berbeda, sampai adanya penyimpangan norma. Anda mungkin marah jika dihina, dimaki dan disepelekan. Misalnya anda dimaki tidak becus, pecundang, goblok, dan lainnya. Anda mungkin marah jika keinginan anda tidak tercapai. Misalnya anda ingin kenaikan gaji tapi tidak dikabulkan. Anda mungkin marah jika anda dicegah melakukan sesuatu yang anda inginkan. Misalnya, anda dilarang bepergian. Anda mungkin marah jika orang lain tidak melakukan yang anda inginkan. Misalnya pasangan anda tidak membersihkan rumah, selingkuh, dan mabuk. Anda mungkin marah jika sesuatu tidak terjadi seperti yang anda inginkan. Misalnya anda berharap kereta segera datang, tapi malah datang terlambat. Anda mungkin marah mengetahui bahwa teman anda melakukan aborsi, padahal tindakan itu tidak merugikan anda. Anda marah karena tindakan aborsi dianggap keliru dan menyimpang dari norma.

Marah meskipun bernilai negatif tetapi tetap ada. Mengapa? Karena sebenarnya marah juga berguna. Marah memiliki beberapa hal yang menguntungkan bagi manusia. Pertama, marah meningkatkan energi atau intensitas dalam mencapai tujuan. Keterbangkitan marah membuat seseorang akan lebih bertenaga dan lebih fokus, plus lebih semangat mengejar tujuan. Misalnya anda marah karena dihina goblok, maka kemarahan anda membuat anda lebih bersemangat dan lebih keras belajar. Lalu misalnya nilai moral anda terancam dengan berdirinya rumah judi dan rumah bordil besar-besaran, maka lalu anda akan jauh lebih bertenaga dalam menentangnya. Tidak hanya ngedumel, tapi anda juga mau melakukan demonstrasi, bahkan merusak bangunannya.

Kedua, eskpresi marah berguna dalam menyampaikan sesuatu. Kita bisa menyampaikan apa yang sedang dirasakan. Selain itu kita bisa menunjukkan niat kita untuk menyerang atau berbuat destruktif. Ekspresi marah kita itu akan digunakan orang lain sebagai bahan pertimbangan untuk bertindak. Artinya marah yang kita alami akan mempengaruhi orang lain.

Ketiga, ekspresi marah bisa digunakan untuk mengintimidasi orang lain, menghadirkan kesan kuat, dan menunjukkan ancaman. Keberhasilan melakukan hal tersebut bisa membuat seseorang memperoleh sumber daya tertentu dan menghindari ancaman dan bahaya. Misalnya, menagih hutang yang lama tidak bayar sambil menunjukkan ekspresi marah, bisa membuat orang yang ditagih merasa takut sehingga mau membayar hutang.

Keempat, marah mengurangi kecemasan dilukai atau disakiti. Pada saat seseorang marah, perasaan tidak aman menghilang. Marah juga menghambat dan menghilangkan perasaan tidak memiliki harapan sampai ke kesadaran. Artinya, rasa tidak memiliki harapan tetap akan tersimpan sebagai ketidaksadaran dengan munculnya marah.

Terakhir, mengingat tanda-tanda marah dalam diri orang lain menjadikan seseorang bisa menggunakan strategi pemecahan masalah yang efektif dalam menyelesaikan konflik. Misalnya tahu bahwa konflik terjadi karena seseorang marah telah disepelekan, akan mempermudah dalam upaya penyelesaiannya.

Ada orang yang sangat mudah marah. Hampir di semua situasi ia marah-marah. Tidak perduli di rumah, di jalan, di tempat kerja atau dimanapun. Sedikit hal tidak sesuai dengan keinginannya ia akan marah. Orang demikian itu biasa disebut pemarah. Jika marah-marahnya dalam kondisi ekstrim, maka akan disebut mengalami gangguan kepribadian, biasanya dengan istilah kepribadian antisosial. Penderitanya tidak boleh tersinggung sedikitpun. Semuanya harus berjalan sesuai keinginannya. Akibatnya mereka kurang mampu bergaul dengan orang lain. Tidak ada yang mau dekat-dekat pada mereka karena hanya akan dimarahi.

Marah buruk bagi kesehatan. Berhati-hatilah, marah bisa menyebabkan serangan jantung atau stroke. Hasil penelitian Harvard Medical School menunjukkan hal tersebut. Orang yang paling mudah marah berpeluang tiga kali lipat untuk memiliki penyakit jantung. Marah-marah pada usia muda merupakan prediktor yang baik terhadap terjadinya serangan jantung hari tua. Semakin tinggi marahnya maka semakin tinggi resikonya.