Salah Kaprah Kepribadian

Oleh Achmanto Mendatu
-
Ada salah kaprah umum tentang kepribadian. Banyak orang memahami kepribadian sebagai keterampilan sosial. Anda dianggap berkepribadian baik karena memiliki keterampilan sosial yang baik. Sebaliknya, anda dianggap berkepribadian yang buruk karena keterampilan sosial anda buruk. Misalnya saja jika anda sering cemberut ditempat umum, maka anda akan di cap berkepribadian jelek. Jika anda terlihat berwibawa didepan orang, maka kepribadian anda baik.

Banyak sekolah kepribadian menawarkan pada anda bagaimana meningkatkan keterampilan sosial anda; bagaimana anda bertindak elegan, di sukai banyak orang, berwibawa, tidak canggung, tidak merasa grogi dan lainnya. Misalnya saja yang terkenal adalah Sekolah kepribadian John Robert Powers, yang cabangnya ada di kota-kota besar seluruh dunia. Buat anda yang memiliki keterampilan sosial yang buruk, sekolah kepribadian semacam itu bisa berguna, meskipun biasanya sekolah kepribadian seperti itu diperuntukkan bagi anda yang ingin memasuki kelas sosial atas.

Anda tahu bahwa kelas sosial atas memiliki aneka ragam aturan dalam pergaulan sosial. Orang dituntut untuk berperilaku tertentu dalam situasi tertentu. Pendek kata, ada tuntutan tinggi untuk terampil menampilkan diri dalam situasi apapun. Nah, tidak mengherankan jika sekolah kepribadian yang menawarkan strategi keterampilan sosial dalam berbagai situasi laris manis di pasaran.

Salah kaprah lainnya adalah kebiasaan orang untuk menilai orang lain dari sifatnya yang paling menonjol. Misalnya karena sering marah-marah, maka disebut berkepribadian pemarah. Oleh karena sering merusak benda-benda, maka disebut kepribadian agresif. Oleh karena begitu sabar dalam menghadapi setiap persoalan, maka disebut berkepribadian sabar. Oleh karena sering terlihat tenang dalam situasi apapun, maka disebut kepribadian kalem.

Salah kaprah terakhir tentang kepribadian dalam kehidupan sehari-hari adalah mengasosiasikan ciri-ciri suatu pekerjaan sebagai kepribadian pelakunya. Orang yang suka mencuri akan disebut memiliki ‘kepribadian maling’. Oleh karena kepribadian sulit berubah, maka para maling dituduh tidak akan bisa berubah, ‘sekali maling tetap maling’. Orang yang berprofesi sebagai guru dan benar-benar bertindak seperti guru yang diharapkan masyarakat, maka akan disebut berkepribadian guru. Orang yang suka mengintimidasi orang lain disebut kepribadian preman. Diluar itu, masih banyak contoh-contoh lainnya yang bisa anda temukan.