Fenomena psi merupakan fenomena yang masih terus menimbulkan perdebatan hangat hingga hari ini. Sebagian ilmuwan sama sekali skeptik tentang keberadaannya. Apalagi, setelah hampir 130 tahun berbagai pengujian ilmiah dilakukan untuk membuktikan psi, data yang dikumpulkan tetap belum terlalu meyakinkan. Pada tahun 1987, U.S. National Academy of Sciences, bahkan membuat kesimpulan bahwa “komite tidak menemukan justifikasi ilmiah dari penelitian selama 130 tahun tentang keberadaan fenomena psi.”
Sebuah workshop lalu diadakan di Amerika Serikat. Workshop tersebut dilaksanakan pada 30 September 1988, dan menghadirkan pakar parapsikologi, pakar-pakar dibidang lain yang berhubungan, serta para pengkritik parapsikologi. Belum ada kesimpulan bulat yang diambil dalam workshop tersebut apakah benar psi ada atau tidak. Namun, workshop itu menegaskan bahwa penelitian-penelitian mengenai fenomena psi tetap perlu dilakukan.
Berbeda dengan kalangan ilmuwan. Masyarakat umum justru kebanyakan percaya akan fenomena psi. Di negeri kita, perbincangan mengenai fenomena psi adalah perbincangan sehari-hari. Sudah biasa orang berbicara tentang hantu atau tentang pengobatan paranormal (pengobatan psi). Orang-orang yang melakukan praktek paranormal sangat banyak jumlahnya. Mereka bahkan berani mengiklankan praktek penyembuhannya dalam media massa umum bertiras besar. Halmana menyimpulkan bahwa mereka cukup percaya diri praktek penyembuhannya bakal diterima masyarakat.
Hingga hari ini, terdapat setidaknya 2 posisi terhadap fenomena psi, yakni percaya bahwa fenomena psi itu ada versus tidak percaya bahwa fenomena psi itu ada. Mereka yang tidak percaya disebut kaum skeptik, yakni orang yang meminta bukti-bukti masuk akal dan logis untuk bisa mempercayai. Selama bukti-bukti itu tidak ada, maka tidak ada alasan untuk mempercayainya. Para kaum skeptik butuh bukti.
Termasuk di dalam kaum skeptik adalah mereka yang secara membabi buta tidak percaya adanya fenomena psi. Apapun yang terkait dengan fenomena psi ditolak mentah-mentah. Bahkan meskipun dibuktikan melalui pengukuran yang cermat di laboratorium.
Ada beberapa hal yang menyebabkan sikap skeptik terhadap parapsikologi. Pertama. Alasan masyarakat ilmiah bersikap skeptis terhadap fenomena psi, adalah karena fenomena tersebut tidak memiliki basis hukum-hukum alam yang diketahui. Artinya, tidak satupun hukum fisika atau kimia yang diketahui yang bisa menerangkan fenomena tersebut. Dengan kata lain, tidak ada satupun teori yang bisa menjelaskan fenomena psi. Penelitian-penelitian yang ada cenderung berupaya membuktikan apakah fenomena psi ada atau tidak. Penelitian-penelitian itu belum mampu menjelaskan proses-proses yang terjadi dalam fenomena psi.
Kedua. Media massa dan publik sering mencampur-adukkan antara parapsikologi dengan keyakinan tidak ilmiah dan peristiwa sensasional. Oleh sebab itu banyak orang jadi menganggap bahwa parapsikologi bukanlah ilmu yang serius. Itu pula sebabnya tidak banyak orang yang tertarik untuk benar-benar meneliti fenomena psi.
Ketiga. Bukti-bukti tentang adanya fenomena psi memiliki signifikansi secara statistik. Namun, bagi orang yang tidak terlalu paham statistik hal tersebut sama sekali tidak mengesankan. Misalnya, dari 100 percobaan menebak kartu, seseorang bisa menebak 70 kartu secara benar. Dari sisi statistik, angka itu sangat mengesankan karena peluangnya adalah 50:50. Namun, dari kacamata masyarakat awam statistik, nilai 70 tidak mengesankan. Akan mengesankan jika dari 100 percobaan, bisa benar seluruhnya. Nah, kebanyakan hasil penelitian hanya mengesankan secara statistik.
Keempat. Jika seseorang ingin mempelajari bukti-bukti tentang fenomena psi, referensi tentang teknisnya sangat sedikit. Hanya segelintir jurnal profesional yang memuatnya dan dicetak sangat terbatas. Di Indonesia, sangat sulit untuk menemukan literatur tentang hal tersebut. Untuk menulis buku ini, saya harus mengambil dari internet, merujuk pada ahli-ahli di bidang parapsikologi di lembaga-lembaga penelitian parapsikologi. Sumber-sumber itulah yang bisa dipercayai.
Kelima. Banyak orang khawatir bahwa fenomena psi betul-betul nyata ada. Mereka takut mengetahui fakta bahwa hal itu ada disekelilingnya. Oleh karena itu mereka menolak untuk percaya. Ketakutan akan kebenaran adanya fenomena psi, mungkin disebabkan beberapa alasan, seperti misalnya :
1. Fenomena psi terkait dengan berbagai kekuatan jahat, magis atau sihir jahat.
2. Orang akan bisa membaca pikiran Anda dan tahu rahasia Anda. Bayangkan jika pikiran jelek dan nakal tentang orang lain diketahui orang tersebut. Betapa memalukannya.
3. Anda tidak ingin tahu apa yang akan terjadi pada diri Anda sendiri atau orang lain, karena tidak ingin mengambil tanggung jawab karena mengetahuinya.
Satu fakta yang pasti dari fenomena psi adalah penyebarannya yang sangat luas. Boleh dibilang kepercayaan akan adanya psi ada di semua budaya. Seluruh suku-suku bangsa di dunia memiliki kepercayaan tentang psi. Termasuk suku-suku bangsa di Indonesia. Ada tiga kemungkinan penjelasan tentang fakta tersebut. Pertama, fenomena psi tidak ada dan semua laporan tentang hal-hal tersebut merupakan ilusi, delusi, harapan tanpa arah, keyakinan yang keliru, kesalahan labaoratorium dalam pengujiannya, atau penipuan.
Kedua, fenomena psi ada. Hanya saja, ilmu pengetahuan saat ini belum bisa menjelaskannya. Suatu saat nanti, dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, fenomena tersebut akan bisa dijelaskan.
Teori kuantum, yakni teori tentang pergerakan materi dalam skala subatomik, merupakan teori yang digadang-gadang nantinya akan bisa menjelaskan fenomena psi. Hanya saja saat ini perkembangan teori kuantum belum sampai ke arah sana. Namun ada harapan bahwa teori tersebut akan bisa melakukannya. Atau setidaknya teori yang semacam itu akan bisa menjelaskannya nanti.
Ketiga, fenomena psi ada. Namun ilmu pengetahuan yanng ada dalam bentuk sekarang ini, termasuk teori kuantum, tidak akan pernah bisa menjelaskan keberadaannya. Dibutuhkan model ilmu pengetahuan lain untuk bisa menjelaskannya. Saat ini, model itu belum ada. Jadi, tunggu saja, jika Anda cukup beruntung menjumpainya.
Sebuah workshop lalu diadakan di Amerika Serikat. Workshop tersebut dilaksanakan pada 30 September 1988, dan menghadirkan pakar parapsikologi, pakar-pakar dibidang lain yang berhubungan, serta para pengkritik parapsikologi. Belum ada kesimpulan bulat yang diambil dalam workshop tersebut apakah benar psi ada atau tidak. Namun, workshop itu menegaskan bahwa penelitian-penelitian mengenai fenomena psi tetap perlu dilakukan.
Berbeda dengan kalangan ilmuwan. Masyarakat umum justru kebanyakan percaya akan fenomena psi. Di negeri kita, perbincangan mengenai fenomena psi adalah perbincangan sehari-hari. Sudah biasa orang berbicara tentang hantu atau tentang pengobatan paranormal (pengobatan psi). Orang-orang yang melakukan praktek paranormal sangat banyak jumlahnya. Mereka bahkan berani mengiklankan praktek penyembuhannya dalam media massa umum bertiras besar. Halmana menyimpulkan bahwa mereka cukup percaya diri praktek penyembuhannya bakal diterima masyarakat.
Hingga hari ini, terdapat setidaknya 2 posisi terhadap fenomena psi, yakni percaya bahwa fenomena psi itu ada versus tidak percaya bahwa fenomena psi itu ada. Mereka yang tidak percaya disebut kaum skeptik, yakni orang yang meminta bukti-bukti masuk akal dan logis untuk bisa mempercayai. Selama bukti-bukti itu tidak ada, maka tidak ada alasan untuk mempercayainya. Para kaum skeptik butuh bukti.
Termasuk di dalam kaum skeptik adalah mereka yang secara membabi buta tidak percaya adanya fenomena psi. Apapun yang terkait dengan fenomena psi ditolak mentah-mentah. Bahkan meskipun dibuktikan melalui pengukuran yang cermat di laboratorium.
Ada beberapa hal yang menyebabkan sikap skeptik terhadap parapsikologi. Pertama. Alasan masyarakat ilmiah bersikap skeptis terhadap fenomena psi, adalah karena fenomena tersebut tidak memiliki basis hukum-hukum alam yang diketahui. Artinya, tidak satupun hukum fisika atau kimia yang diketahui yang bisa menerangkan fenomena tersebut. Dengan kata lain, tidak ada satupun teori yang bisa menjelaskan fenomena psi. Penelitian-penelitian yang ada cenderung berupaya membuktikan apakah fenomena psi ada atau tidak. Penelitian-penelitian itu belum mampu menjelaskan proses-proses yang terjadi dalam fenomena psi.
Kedua. Media massa dan publik sering mencampur-adukkan antara parapsikologi dengan keyakinan tidak ilmiah dan peristiwa sensasional. Oleh sebab itu banyak orang jadi menganggap bahwa parapsikologi bukanlah ilmu yang serius. Itu pula sebabnya tidak banyak orang yang tertarik untuk benar-benar meneliti fenomena psi.
Ketiga. Bukti-bukti tentang adanya fenomena psi memiliki signifikansi secara statistik. Namun, bagi orang yang tidak terlalu paham statistik hal tersebut sama sekali tidak mengesankan. Misalnya, dari 100 percobaan menebak kartu, seseorang bisa menebak 70 kartu secara benar. Dari sisi statistik, angka itu sangat mengesankan karena peluangnya adalah 50:50. Namun, dari kacamata masyarakat awam statistik, nilai 70 tidak mengesankan. Akan mengesankan jika dari 100 percobaan, bisa benar seluruhnya. Nah, kebanyakan hasil penelitian hanya mengesankan secara statistik.
Keempat. Jika seseorang ingin mempelajari bukti-bukti tentang fenomena psi, referensi tentang teknisnya sangat sedikit. Hanya segelintir jurnal profesional yang memuatnya dan dicetak sangat terbatas. Di Indonesia, sangat sulit untuk menemukan literatur tentang hal tersebut. Untuk menulis buku ini, saya harus mengambil dari internet, merujuk pada ahli-ahli di bidang parapsikologi di lembaga-lembaga penelitian parapsikologi. Sumber-sumber itulah yang bisa dipercayai.
Kelima. Banyak orang khawatir bahwa fenomena psi betul-betul nyata ada. Mereka takut mengetahui fakta bahwa hal itu ada disekelilingnya. Oleh karena itu mereka menolak untuk percaya. Ketakutan akan kebenaran adanya fenomena psi, mungkin disebabkan beberapa alasan, seperti misalnya :
1. Fenomena psi terkait dengan berbagai kekuatan jahat, magis atau sihir jahat.
2. Orang akan bisa membaca pikiran Anda dan tahu rahasia Anda. Bayangkan jika pikiran jelek dan nakal tentang orang lain diketahui orang tersebut. Betapa memalukannya.
3. Anda tidak ingin tahu apa yang akan terjadi pada diri Anda sendiri atau orang lain, karena tidak ingin mengambil tanggung jawab karena mengetahuinya.
Satu fakta yang pasti dari fenomena psi adalah penyebarannya yang sangat luas. Boleh dibilang kepercayaan akan adanya psi ada di semua budaya. Seluruh suku-suku bangsa di dunia memiliki kepercayaan tentang psi. Termasuk suku-suku bangsa di Indonesia. Ada tiga kemungkinan penjelasan tentang fakta tersebut. Pertama, fenomena psi tidak ada dan semua laporan tentang hal-hal tersebut merupakan ilusi, delusi, harapan tanpa arah, keyakinan yang keliru, kesalahan labaoratorium dalam pengujiannya, atau penipuan.
Kedua, fenomena psi ada. Hanya saja, ilmu pengetahuan saat ini belum bisa menjelaskannya. Suatu saat nanti, dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, fenomena tersebut akan bisa dijelaskan.
Teori kuantum, yakni teori tentang pergerakan materi dalam skala subatomik, merupakan teori yang digadang-gadang nantinya akan bisa menjelaskan fenomena psi. Hanya saja saat ini perkembangan teori kuantum belum sampai ke arah sana. Namun ada harapan bahwa teori tersebut akan bisa melakukannya. Atau setidaknya teori yang semacam itu akan bisa menjelaskannya nanti.
Ketiga, fenomena psi ada. Namun ilmu pengetahuan yanng ada dalam bentuk sekarang ini, termasuk teori kuantum, tidak akan pernah bisa menjelaskan keberadaannya. Dibutuhkan model ilmu pengetahuan lain untuk bisa menjelaskannya. Saat ini, model itu belum ada. Jadi, tunggu saja, jika Anda cukup beruntung menjumpainya.