Anda pernah ikut permainan dadu? Dadu adalah kotak persegi bersisi 6, yang pada masing-masing mata dadunya diberi simbol 1, sampai 6. Setelah dikocok didalam semacam kotak tertutup, lalu dadu didiamkan. Para petaruh dipersilahkan menebak mata dadu yang bakal keluar. Jika tebakan mata dadunya tepat dengan yang keluar, maka si petaruh mendapatkan hadiah.
Bayangkan, jika Anda memiliki kemampuan psikokinetik sehingga bisa memanipulasi mata dadu yang akan keluar, alias Anda bisa membuat mata dadu yang Anda inginkan saja yang keluar. Anda tentu akan menjadi petaruh yang kaya raya. Jika banyak orang bisa melakukannya, rumah judi bakal bangkrut. Namun, kenyataannya, rumah judi tetap saja tumbuh subur dimana-mana. Artinya, jarang orang mampu secara psikokinetik memanipulasi dadu.
Secara teoritis, hanya 1% keuntungan yang bisa diambil oleh rumah judi. Ini berarti, dari 100 ribu rupiah yang Anda pertaruhkan, setelah bermain lama, Anda paling tinggi akan kembali mendapatkan 99%-nya, yakni 99 ribu rupiah. Seribu rupiah, akan menjadi keuntungan rumah judi. Tapi mengapa, umumnya penjudi kehilangan uang jumlah besar dan rumah judi meraup keuntungan sangat besar?
Menurut sebagian ahli, hal itu disebabkan karena penjudi jarang bermain secara konsisten. Jika bermain dadu, menebak dadunya selalu berubah-ubah. Jika ingin menang, Anda harus konsisten memainkan sebuah strategi dan dilakukan dalam jangka panjang, dan berhenti ketika Anda menang. Jika terus dilanjutkan, Anda tetap akan kehilangan uang Anda, sekurang-kurangnya 1%.
Semua rumah judi selalu mengalami keuntungan stabil dalam jangka panjang. Namun ada kalanya terjadi fluktuasi, dimana ada seseorang atau beberapa orang yang memenangkan permainan dalam jumlah besar. Pada saat seperti itu, diperkirakan bahwa rumah judi menjadi korban kekuatan psi yang dimiliki penjudi. Namun, itu masih spekulasi dan perlu dibuktikan kebenarannya.
Bayangkan, jika Anda memiliki kemampuan psikokinetik sehingga bisa memanipulasi mata dadu yang akan keluar, alias Anda bisa membuat mata dadu yang Anda inginkan saja yang keluar. Anda tentu akan menjadi petaruh yang kaya raya. Jika banyak orang bisa melakukannya, rumah judi bakal bangkrut. Namun, kenyataannya, rumah judi tetap saja tumbuh subur dimana-mana. Artinya, jarang orang mampu secara psikokinetik memanipulasi dadu.
Secara teoritis, hanya 1% keuntungan yang bisa diambil oleh rumah judi. Ini berarti, dari 100 ribu rupiah yang Anda pertaruhkan, setelah bermain lama, Anda paling tinggi akan kembali mendapatkan 99%-nya, yakni 99 ribu rupiah. Seribu rupiah, akan menjadi keuntungan rumah judi. Tapi mengapa, umumnya penjudi kehilangan uang jumlah besar dan rumah judi meraup keuntungan sangat besar?
Menurut sebagian ahli, hal itu disebabkan karena penjudi jarang bermain secara konsisten. Jika bermain dadu, menebak dadunya selalu berubah-ubah. Jika ingin menang, Anda harus konsisten memainkan sebuah strategi dan dilakukan dalam jangka panjang, dan berhenti ketika Anda menang. Jika terus dilanjutkan, Anda tetap akan kehilangan uang Anda, sekurang-kurangnya 1%.
Semua rumah judi selalu mengalami keuntungan stabil dalam jangka panjang. Namun ada kalanya terjadi fluktuasi, dimana ada seseorang atau beberapa orang yang memenangkan permainan dalam jumlah besar. Pada saat seperti itu, diperkirakan bahwa rumah judi menjadi korban kekuatan psi yang dimiliki penjudi. Namun, itu masih spekulasi dan perlu dibuktikan kebenarannya.